top of page
Search
Writer's picturedental police

Rahang Berbunyi: Penyebab dan Cara Mengatasinya


Rahang yang berbunyi saat membuka atau menutup mulut sering kali dianggap hal sepele, padahal kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pada sendi temporomandibular (TMJ), yang berperan penting dalam pergerakan rahang. Bunyi klik atau letupan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan menggertakkan gigi hingga masalah pada struktur sendi rahang itu sendiri. 

Jika dibiarkan, rahang berbunyi tidak hanya mengganggu kenyamanan, tapi juga dapat memicu masalah kesehatan yang lebih serius. Artikel ini akan membahas penyebab umum dari rahang berbunyi dan cara-cara efektif untuk mengatasinya, mulai dari perawatan mandiri hingga konsultasi profesional.

 

Penyebab Rahang Berbunyi saat Bergerak

Bunyi pada rahang biasanya terjadi karena adanya gangguan pada struktur sendi atau jaringan di sekitar rahang. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rahang berbunyi mencakup berbagai kondisi medis serta kebiasaan sehari-hari yang memengaruhi sendi rahang atau dikenal sebagai sendi temporomandibular. Berikut beberapa penyebab umum rahang berbunyi yang perlu diperhatikan:

 

  1. Radang pada Rahang

    Radang pada rahang, dikenal dengan istilah artritis temporomandibular, merupakan salah satu penyebab umum rahang berbunyi. Sendi temporomandibular (TMJ) berperan penting dalam fungsi rahang dan menghubungkan rahang dengan tulang tengkorak. Ketika sendi ini mengalami peradangan akibat arthritis, tulang rawan yang melapisi sendi menjadi rusak, menyebabkan gesekan antar tulang saat rahang digerakkan. Gesekan ini menciptakan bunyi yang khas, sering kali disertai dengan rasa nyeri dan pembengkakan di sekitar sendi. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai jenis arthritis, termasuk osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Pengobatan untuk radang ini melibatkan penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan terapi fisik untuk membantu mengurangi peradangan dan memperbaiki fungsi sendi


  2. Sindrom Nyeri Myofascial (MPS)

    Sindrom nyeri myofascial (MPS) adalah kondisi yang menyebabkan ketegangan otot yang signifikan di area wajah, termasuk otot-otot rahang. Ketegangan otot yang berlebihan ini dapat mengganggu stabilitas sendi temporomandibular, menyebabkan rahang berbunyi saat digerakkan.Selain bunyi, pasien dengan MPS sering merasakan nyeri yang menyebar di sekitar wajah dan rahang, terutama saat mengunyah atau berbicara dalam waktu yang lama. Penyebab MPS umumnya berkaitan dengan stres emosional, postur tubuh yang buruk, atau cedera otot. Penanganan MPS biasanya mencakup terapi pijat, latihan peregangan, serta penggunaan relaksan otot untuk mengurangi ketegangan pada otot-otot rahang.


  3. Sleep Apnea

    Sleep apnea, gangguan tidur yang ditandai dengan jeda pernapasan berulang kali saat tidur, juga dapat memengaruhi otot dan sendi rahang. Penderita sleep apnea sering kali mengalami ketegangan otot wajah dan rahang yang berlebihan akibat gangguan pernapasan selama tidur, terutama jika disertai dengan kebiasaan menggertakkan gigi atau bruksisme. Ketegangan ini dapat menyebabkan bunyi pada rahang saat bergerak di siang hari. Untuk mengatasi kondisi ini, perawatan sleep apnea menggunakan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) sering kali diperlukan, bersama dengan penanganan bruksisme untuk mengurangi ketegangan otot rahang.


  4. Gangguan Sendi Temporomandibular (TMD)

    Gangguan sendi temporomandibular (TMD) adalah penyebab utama dari rahang berbunyi. Kondisi ini terjadi ketika sendi TMJ tidak berfungsi dengan baik akibat kerusakan pada tulang rawan, otot, atau ligamen yang mengelilinginya. Bunyi klik atau letupan yang terdengar saat rahang digerakkan merupakan salah satu gejala khas TMD. Gangguan ini juga disertai dengan nyeri pada area sendi dan kesulitan membuka mulut secara maksimal. Penyebab TMD meliputi trauma fisik, ketegangan otot akibat stres, atau kebiasaan buruk seperti menggertakkan gigi. Perawatan untuk TMD melibatkan terapi fisik, penggunaan pelindung mulut (splint), serta obat-obatan untuk meredakan nyeri dan peradangan.


  5. Kebiasaan Menggertakkan Gigi (Bruksisme)

    Bruksisme kebiasaan menggertakkan gigi yang sering terjadi tanpa disadari, terutama saat tidur, merupakan salah satu faktor utama yang dapat merusak sendi TMJ. Tekanan yang dihasilkan dari kebiasaan ini dapat menyebabkan kerusakan pada sendi rahang, mengakibatkan bunyi saat rahang digerakkan. Selain bunyi, bruksisme juga dapat menyebabkan keausan pada gigi, nyeri pada sendi rahang, dan otot wajah yang tegang. Penanganan bruksisme melibatkan penggunaan pelindung mulut saat tidur, serta terapi relaksasi untuk mengurangi kebiasaan menggertakkan gigi.

 

Efek Jangka Panjang Bila Rahang Berbunyi Dibiarkan

Mengabaikan masalah rahang berbunyi dapat menyebabkan berbagai efek jangka panjang yang merugikan kesehatan. Banyak orang yang menganggap bahwa suara tersebut hanyalah gangguan kecil, padahal kondisi ini bisa jadi merupakan tanda adanya gangguan yang lebih serius. Jika tidak ditangani dengan baik, berikut adalah beberapa efek jangka panjang yang mungkin terjadi:


  1. Kerusakan Sendi Temporomandibular (TMJ)

    Rahang berbunyi sering kali disebabkan oleh gangguan pada sendi temporomandibular. Jika kondisi ini dibiarkan, kerusakan pada sendi ini dapat terus berlanjut, yang berujung pada peradangan kronis. Hal ini dapat mengakibatkan nyeri yang terus-menerus, penurunan fungsi rahang, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti mengunyah atau berbicara. Pada tahap lanjut, kerusakan ini bisa menyebabkan terjadinya deformitas pada sendi, yang membuat perawatan semakin kompleks dan menyakitkan.


  2. Nyeri Kronis

    Ketegangan otot dan peradangan yang berkelanjutan akibat rahang berbunyi dapat menyebabkan nyeri kronis di area sekitar wajah, rahang, dan leher. Nyeri ini tidak hanya terbatas pada rahang, tetapi juga bisa menyebar ke area lain seperti tengkuk dan bahu, yang menyebabkan ketidaknyamanan secara keseluruhan. Nyeri kronis dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup seseorang, membuat mereka sulit untuk fokus pada pekerjaan atau aktivitas lainnya.


  3. Penyakit Gusi

    Gangguan pada rahang juga dapat memengaruhi cara seseorang mengunyah dan menjaga kebersihan mulut. Ketika rahang berbunyi, seseorang mungkin akan menghindari gerakan mengunyah yang normal, yang dapat menyebabkan akumulasi sisa makanan dan plak. Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit gusi, yang ditandai dengan peradangan, pendarahan, dan infeksi pada gusi. Penyakit gusi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan penyangga gigi, yang berpotensi mengakibatkan kehilangan gigi.

 

Untuk mengatasi rahang berbunyi ada beberapa cara bisa Anda pilih, diantaranya adalah menggunakan pelindung gigi, perengangan wajah dan rahang, terapi dengan psikolosi, kompres air hangat, kurangi makan makanan dengan tekstur yang keras. Namun, jika bunyi pada rahang disertai dengan nyeri atau gangguan fungsi, penting untuk tidak menunda konsultasi ke profesional kesehatan gigi.


Penanganan yang tepat dari dokter gigi akan membantu mengidentifikasi akar masalah dan memberikan solusi yang efektif. Jika Anda mengalami masalah rahang berbunyi, segera konsultasikan ke Dental Police Clinic untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dan profesional.



Make Appointment Now!

7 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page